PSIKOLOGI KONSUMEN
A.
PENDAHULUAN
Setiap orang
berperan sebagai tenaga yang menghasilkan dan menggunakan sesuatu. Peran tenaga
kerja dan konsumen merupakan dua sisi dari kehidupan manusia. Secara luas arti
kerja adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat
mempertahankan, merawat, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kehidupan
serta mengembangkan potensi-potensinya. Membelanjakan uang penghasilan uang
berarti membeli dan menggunakan produk dalam bentuk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sistem industri. Barang dan jasa hendaknya bermanfaat oleh
konsumen bagi dirinya sendiri dan orang lain. bagaimana konsumen mengetahui,
mengenali barang dan jasa yang ditawarkan di pasar, bagaimana mengenali barang
dan jasa yang baik, dan sampai pada keputusan untuk membeli barang dan jasa
yang dianggap bermanfaat. Katona memandang bahwa perilaku konsumen sebagai
cabang ilmu dari perilaku ekonomika (behavioral economics). Perilaku ekonomika
merupakan ilmu yang selain mengkaji perilaku konsumen juga mengkaji : Perilaku
menabung,perilaku berusaha/perilaku berwirausaha,penghasilan yang didapat,perilaku
ekonomi dalam sistem pemasaran yang berbeda-beda,perilaku ekonomi
politik,proses kerja,dan perilaku keorganisasian.
B. PENGERTIAN PSIKOLOGI KONSUMEN
Psikologi
konsumen adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang prilaku konsumen
pada seseorang atau manusia. Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan
konsumen kegiatan konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan
serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Pengertian lain tentang
konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan
memanfaatkan barang atau jasa. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tingkah
laku yang berbeda-beda. menurut pandangan
filsafat ilmu, bahwa ilmu saling melengkapi dan mengisi. Psikologi konsumen ini
juga demikian, agar suatu ilmu semakin sempurna (kompleks) dan bermanfaat bagi
manusia.
Psikologi
konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi
konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen
sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari
pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang digunakan dalam psikologi
konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain eksperimentalnya, subjek
yang diteliti, prosedur pengumpulan data, dan instrument-instrumennya.
C. PERILAKU KONSUMEN DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGI
Perilaku Konsumen
adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai,
mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan
mereka.Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber
dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diinginkan.
Sementara itu,
Blackwell, Miniard, & Engel (2001) menjelaskan bahwa perilaku konsumen
adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang
atau jasa . Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami
manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan
yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan
jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna
& Wozniak, 2001).
D.
ISTILAH
KONSUMEN, KONSUMSI, KONSUMTIF, DAN KONSUMERISME
1.
Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Syarat-syarat konsumen menurut UU PK adalah:
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Syarat-syarat konsumen menurut UU PK adalah:
a.
Pemakai barang dan/atau jasa, baik memperolehnya melalui pembelian
maupun secara cuma-Cuma
maupun secara cuma-Cuma
b.
Pemakaian barang dan/atau jasa untuk kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain dan makhluk hidup lain.
orang lain dan makhluk hidup lain.
c.
Tidak untuk diperdagangkan.
Sebagai
contoh dari konsumen yaitu Ayah yang membeli televisi untuk ditonton bersama
keluarga setiap harinya.
2.
Konsumsi
Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ciri-ciri barang konsumsi:
Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ciri-ciri barang konsumsi:
a.
Barang yang di konsumsi adalah barang yang dihasilkan oleh manusia.
b. Barang yang di konsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
c. Barang yang di konsumsi akan habis atau mengalami penyusunan sedikit
demi sedikit sehingga akhirnya tidak dapat digunakan lagi
Tujuan Konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Contoh bentuk konsumsi yaitu setiap harinya pada saat kita lapar kita membutuhkan makanan, bisa berupa nasi, roti, dll, dan itulah yang disebut dengan konsumsi.
b. Barang yang di konsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
c. Barang yang di konsumsi akan habis atau mengalami penyusunan sedikit
demi sedikit sehingga akhirnya tidak dapat digunakan lagi
Tujuan Konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Contoh bentuk konsumsi yaitu setiap harinya pada saat kita lapar kita membutuhkan makanan, bisa berupa nasi, roti, dll, dan itulah yang disebut dengan konsumsi.
3.
Konsumtif
Arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Cahyana (1995) memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan. Tambunan (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.
Berdasarkan dari beberapa pengertian telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
Arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Cahyana (1995) memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan. Tambunan (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.
Berdasarkan dari beberapa pengertian telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
Faktor-faktor
yang Memengaruhi Perilaku Konsumtif mengenai perilaku konsumtif, maka tidak
lepas dari masalah proses keputusan pembelian. Menurut Assuari (1987), tingkat
keinginan seseorang menempati tingkat yang paling tinggi dalam pembelian.
Kemudian Assuari (1987) menambahkan bahwa perilaku konsumtif dapat terjadi
karena:
1.
Pembelian ingin tampak berbeda dari yang
lain
Remaja melakukan pembelian atau pemakaian dengan maksud unuk menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan yang lain.
Remaja melakukan pembelian atau pemakaian dengan maksud unuk menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan yang lain.
2.
Ikut-ikutan Seseorang melakukan tindakan
pembelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompoknya dan mengikuti mode
yang sedang beredar.
Sarwono
(1994), mengatakan bahwa perilaku konsumtif biasanya lebih dipengaruhi oleh
faktor emosional dari pada rasio, karena pertimbangan-pertimbangan dalam
membuat keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu barang dan jasa lebih
menitik beratkan pada status sosial, mode dan kemudahan dari pada pertimbanhan
ekonomis. Ia menambahkan bahwa perilaku konsumtif berkaitan dengan proses
belajar. Artinya dalam perkembangan individu akan belajar bahwa memperoleh
suatu barang dan jasa atau melakukan perbuatan tentunya dapat memberikan
kesenangan atau justru perasaan tidak enak.
Contoh
konsumtif yaitu pada saat kita sedang jalan-jalan ke mall atau supermarket
untuk membeli barang yang kita butuhkan, namun secara tidak disengaja Anda
membeli barang lain yang menarik perhatian Anda untuk membelinya walaupun
sebenarnya barang tersebut tidak Anda butuhkan.
3.
Konsumerisme
Konsumerisme
kata dasarnya adalah konsum yang diambil dari bahasa Inggris yaitu consume yang
berarti memanfaatkan atau menghabiskan daya guna suatu barang atau jasa. Konsumerisme
itu sendiri merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan
kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Dalam pengertian
lebih luas, istilah konsumerisme, dapat diartikan sebagai gerakan yang
memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara
dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai
produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut
dampaknya bagi konsumer.
Dari berbagai
definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsumerisme merupakan paham
atau gaya hidup yg menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan,
kesenangan, gaya hidup yg tidak hemat. Sebagai contoh dari konsumerisme adalah
teknologi dan barang-barang elektronik yang ada pada saat ini, yang merupakan
barang-barang yang canggih yang membuat kita harus memiliknya dan tidak dapat
hidup tanpa adanya barang tersebut, seperti kemelekatan atau ketergantungan
misalnya : handphone.
E. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
Pengaruh lingkungan, terdiri dari
budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku
konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat
individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam
lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat
faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Di dalam perilaku
konsumen terdapat pengaruh yang berasal dari lingkungan, yang berasal dari:
1)
Faktor-faktor
Kebudayaan
Faktor-faktor
kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan
membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial
pembeli.
a)
Kebudayaan
Adalah
faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika
makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka
perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak yang dibesarkan dalam
sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi,
dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan
berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan
dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula
(seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan
kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme,
kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
b)
Sub Budaya
Setiap
budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan
identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
c)
Kelas
Sosial
Sebenarnya,
semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan
sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta
yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan
kastanya. Malah lebih sering lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial.
Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.
2)
Faktor-Faktor
Sosial
Perilaku seorang
konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi
keluarga, status, dan peranan sosial.
a)
Kelompok
Referensi
Perilaku
seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b)
Keluarga
Para
anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita
dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri
dan anak).
c)
Peranan dan
Status
Sepanjang
kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub
dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan
sebagai Peranan dan Status.
3)
Faktor
Pribadi
Keputusan seorang
pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur
hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep
diri.
4)
Faktor
Psikologis
Pilihan seseorang
membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi,
persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
a)
Motivasi
Seperti
yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b)
Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera
dan dimaknai oleh pikiran.
c)
Belajar
Sewaktu
orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
d)
Kepercayaan
dan Sikap
Melalui
perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan
adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah
sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Proses psikologis,
terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai
faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan
pembelian. Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap.
1.
Input ( Pengaruh Eksternal)
2.
Process ( Pengambilan Keputusan
Konsumen)
3.
Output ( Prilaku Setelah Keputusan )
Secara umum ada tiga
cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
1.
Economics
Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan
ekonomis dan bersifat lebih rasional.
2.
Psychological
Models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan
sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
3.
Consumer
Behavior Model. Model yang umumnya diambil kebanyakan
konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan psikologis.
BAHAN
BACAAN
Assuari, A. Manajemen pemasaran. Jakarta: Rajawali. 1987.
Cahyana, Y.Y. Iklan televisi dan perilaku konsumtif remaja di perkotaan. Hasil penelitian. Surabaya: Universitas airlangga.1995
Ferinadewi, Erna. Merk & Psikologi Konsumen. Jakarta. Graha Ilmu
Ebook Consumer Psychology. 2008.
Ebook Consumer Psychology. 2008.
Sarwono. (1994). Iklan tekevisi dan
perilaku konsumtif remaja di perkotaan.www.suarapembaruan.com/news. Akses 20
Maret 2009.
Tambunan, R. (2001). Remaja dan perilaku
konsumtif.www.e-psikologi.com. “Perilaku konsumen”, karangan James .F. Engel,
Roger .D. Blackwell, Paul .W. http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.htm
http://ruzdeeweb.com/?s=pengertian+psikologi+konsumen&x=10&y=12
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=96:adni-4410-psikologi-industri&Itemid=74&catid=29:fisip
http://www.indowarta.com/index.php?view=article&catid=102:opini&id=310:budaya-konsumerisme&option=com_content&Itemid=333
http://www.scribd.com/doc/6550362/4-perilaku-konsumen
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=96:adni-4410-psikologi-industri&Itemid=74&catid=29:fisip
http://www.indowarta.com/index.php?view=article&catid=102:opini&id=310:budaya-konsumerisme&option=com_content&Itemid=333
http://www.scribd.com/doc/6550362/4-perilaku-konsumen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumenhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html
No comments:
Post a Comment